Jujur saja, sebetulnya sudah lama saya ingin membeli TV 3D. Tapi selain harganya masih tidak masuk akal, repotnya menggunakan kacamata aktif yang harus dicharge terus-terusan membuat saya selalu punya alasan untuk menunda pembeliannya. Belum lagi harga kacamata aktif yang masih mahal, sehingga sulit untuk dimiliki dalam jumlah banyak. Padahal menonton bersama keluarga adalah tujuan utamanya.
Ketika LG mengeluarkan TV Cinema 3D dengan kacamata pasif, saya mulai tertarik lagi untuk memiliki TV 3D. Akhirnya sekitar 1 minggu yang lalu, ketika ada penawaran discount yang cukup besar dari salah satu toko elektronik terbesar di Jakarta, saya jadi juga membeli LG 32LW4500 Cinema 3D. Harganya cukup murah dibandingkan TV 3D lainnya; sekitar 5,5 juta dan sudah mendapatkan 9 buah kacamata. Harga yang sama dengan yang saya keluarkan 2 tahun yang lalu untuk membeli LCD 720p pertama saya.
Sekarang pertanyaannya, apakah saya cukup puas dengan pembelian ini?
Secara garis besar, saya sangat puas dengan TV baru saya ini.
Seperti TV LED lainnya, bentuknya jauh lebih ramping, dengan warna gambar yang lebih cerah dibandingkan LCD.
Saya mencoba film 3D Side By Side (SBS) yang dicopy ke dalam external harddisk dan disambungkan ke slot USB di belakang TV. Hasilnya sangat memuaskan. Masih terlihat sedikit ghosting apabila ditonton dari sudut miring atau dari arah atas. Namun untuk pandangan tegak lurus depan, efek 3D terlihat sempurna. Saya mencoba menggunakan kacamata Circular Polarized CP201 yang sebelumnya hanya bisa digunakan di blitzmegaplex. Ternyata cocok dan bisa berfungsi dengan baik.
Seperti kebanyakan TV 3D lainnya, TV ini belum support audio DTS. Film SBS dengan audio DTS menjadi film bisu atau tidak keluar suaranya. Hal ini membuat saya harus mengkonversi ulang beberapa koleksi film 3D SBS saya menjadi format Dolby Digital (AC3).
Untuk file subtitle external (srt), bisa terbaca dengan baik. Hanya saja tampilan subtitle tidak diubah menjadi 3D seperti halnya di bioskop. Akibatnya, posisi subtitle yang rata dengan permukaan layar ini kadang mengganggu fokus mata, yang umumnya bergeser maju-mundur sewaktu melihat tayangan 3D.
Saya juga mencoba memutar film 3D SBS dengan AC Ryan PlayOn! HD media player. Di sini film dengan audio DTS tidak perlu dikonversi, karena PlayOn! HD bisa memutar audio DTS.
Namun masalahnya, fungsi subtitle dengan PlayOn! HD tidak cocok untuk menonton film 3D. Hal ini karena PlayOn! mengeluarkan subtitle dalam kondisi gambar masih dalam posisi Side by Side. Ketika kedua gambar yang berdampingan tersebut ditumpuk menjadi satu sesuai cara kerja TV 3D, subtitle ikut bertumpuk sehingga menjadi tidak terbaca.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat, AC Ryan mengeluarkan update firmware untuk subtitle 3D ini.
Bagi yang berencana memiliki TV 3D, saat ini LG Cinema 3D ini adalah solusi yang paling terjangkau. Kacamata pasif yang ringan, murah dan tidak menggunakan baterai merupakan keunggulan utama dari TV ini.
Untuk koleksi film 3D SBS bisa didapatkan juga di sini.
0 comments:
Post a Comment